Tulisan ini memperkenalkan cara baru mengenali dan memahami Selatan dengan mengacu pada kemunculan dan perkembangan isu ekologi pada skala global. Argumennya adalah isu ekologi menegaskan kembali konflik, relasi kuasa dan aksi kolektif yang selama ini menandai hubungan Utara-Selatan. Penulis menunjukkan hubungan Utara-Selatan adalah metafora untuk menggambarkan pemilahan dalam perpolitikan dunia. Selatan dalam hubungan internasional kontemporer merupakan simbolisasi terhadap formasi masyarakat sipil global, kemunculan gerakan keadilan sosial-ekologi global, dan politik perlawanan juga pada skala global. Hampir 70 tahun setelah Konferensi Asia-Afrika Bandung, rekonfigurasi Selatan mengacu pada perubahan perpolitikan dunia yang saat ini terpusat pada konflik dan relasi kuasa antara negara dan masyarakat sipil global, struktur sosial dominan yang menindas dan gerakan sosial global yang menyuarakan keadilan, serta politik governance dan politik perlawanan. Semua perkembangan itu tak bisa lepas dari fenomena transnasionalisme dan kemunculan isu-isu low politics.