Selama 70 tahun, Selatan Bumi mengalami metamorfosis dari sebuah kolektif imajiner bersendi solidaritas yang dilahirkan Konferensi Asia Afrika pada 1955 menjadi koalisi pragmatis yang menjadikan kepentingan mengatasi residu globalisasi neoliberal sebagai kerangka kerja samanya. Dengan menelusuri 84 artikel bertemakan Dunia Ketiga yang pernah diterbitkan Prisma, tulisan ini menemukan bahwa pragmatisme kebijakan negara-negara di Selatan Bumi hanyalah kemasan baru masalah klasik, yaitu ekses ketertinggalan yang tak kunjung teratasi dalam dunia yang berubah. Karenanya, alih-alih bernostalgia, Prisma memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika sebagai titik tolak menginvestigasi kemungkinan negara-negara Selatan Bumi melampaui ambivalensi idealisme romantis dan pragmatisme, yaitu dengan mendekolonisasi metode pembacaan masalah-masalah struktural yang selama ini dihadapi, sambil mendekolonisasi praktik institusional yang selama ini dilaksanakan di Selatan Bumi.
Kata Kunci : dekolonialitas, Dunia Ketiga, ketertinggalan, Konferensi Asia-Afrika, Selatan Bumi
EDISI
Mengenang Konferensi Asia Afrika, Menentang Kapitalisme Global | 44 | 2025-03-25
BAGIKAN
Beli Prisma Cetak
Dapatkan prisma edisi cetak sekarang dengan klik dibawah ini