Sejak lengsernya Soeharto dari panggung kekuasaan, setidaknya terdapat dua episode reformasi perburuhan di Indonesia. Episode pertama, yang berlangsung sejak 1998 hingga tahun 2004, cenderung menghasilkan politik perburuhan yang lebih demokratis dan relatif melindungi hak-hak buruh. Sementara itu, episode kedua yang berlangsung sejak tujuh tahun terakhir cenderung mengembalikan politik perburuhan ke arah yang eksklusioner dan mensubordinasi hak-hak buruh. Kedua episode itu tidak dihasilkan melalui proses yang teknokratis, melainkan melalui tarik-menarik berbagai kekuatan, baik yang berada di dalam maupun di luar Indonesia. Dalam ajang tarik-menarik kekuatan, strategi gerakan buruh akan sangat menentukan hasil akhir dari reformasi perburuhan.
Kata Kunci : gerakan buruh, hubungan industrial, neoliberal, Orde Baru, reformasi perburuhan