Runtuhnya Orde Baru dapat dimaknai sebagai pudarnya konstruksi antropologi-politis ala fasis tentang manusia Indonesia. Pada era reformasi sekarang, manusia Indonesia tidak lagi didefinisikan berdasarkan konstruksi antropologi-politis ala fasis, namun persoalan mendasar tentang siapakah manusia Indonesia itu tetap muncul ke permukaan. Yang kemudian terjadi adalah ketidakjelasan dan kekisruhan “ruang bermain” di ranah publik antara yang partikular (komunitas) dan yang universal (kewargaan). Diskursus dan praktik politik kekuasaan yang mengeksklusi sebagian warga masih terus berlangsung. Problematik ini memunculkan ide tentang perlunya mempertimbangkan kembali nilai-nilai dasar yang terkandung dalam konsep republik sebagai acuan etik kehidupan bersama.
Kata Kunci : None