Propaganda anti-komunisme yang digalakkan semasa Orde Baru tidak hanya melibatkan kekerasan struktural terhadap organisasi atau partai politik berhaluan komunis-sosialis, tetapi juga kekerasan fisik terhadap individu yang berafiliasi dengan organisasi-organisasi itu. Hal lain yang juga berimbas besar terhadap perkembangan di bidang ilmu pengetahuan di Indonesia adalah “perusakan sejarah” yang dilakukan lewat pembatasan dan pelarangan segala bentuk publikasi berbau “kiri.” Konsekuensinya, sejumlah tokoh yang berperan penting pada masa awal pembentukan negara Indonesia menjadi tidak dikenal dan tersisih dari historiografi Indonesia. Tulisan ini menarasikan kembali biografi ringkas dan kekaryaan Charlotte Salawati dan Sugiarti Siswadi, dua tokoh perempuan Indonesia yang mengalami perusakan berganda dengan latar persinggungan dan keterlibatan mereka dalam sejumlah organisasi kiri dan eksistensi mereka sebagai perempuan. Penarasian ulang dalam tulisan ini merupakan bagian dari upaya menghidupkan kembali nyala pemikiran kedua tokoh perempuan tersebut.
Kata Kunci : Charlotte Salawati, historiografi, perempuan, perusakan berganda, Sugiarti Siswadi