Industrialisasi di Indonesia: Dari Substitusi Impor hingga Industri 4.0

BAGIKAN



Industrialisasi di Indonesia secara sistematis dijalankan mulai dengan kebijakan substitusi impor, membangun industri di dalam negeri untuk menggantikan produk impor, terutama industri berat dan dasar seperti baja, kimia, dan kendaraan bermotor. Penerimaan dari minyak bumi membiayai industri substitusi impor. Setelah jatuhnya harga minyak dunia, industri berorientasi ekspor tampil dan berkembang pesat. Pertumbuhan ekonomi berkorelasi dengan pertumbuhan industri manufaktur yang memberi kontribusi besar pada PDB sebelum krisis 1998 dan menurun seiring pelemahan pertumbuhan ekonomi. Kehendak untuk membangun struktur industri yang kuat dilanjutkan dengan hilirisasi mineral, melarang ekspor mineral, dan mengharuskan memprosesnya di dalam negeri. Era Industri 4.0, seiring dengan perkembangan berbasis teknologi digital, masuk dan kembali berfokus pada industri utama: makanan dan minuman, kimia, kendaraan bermotor, elektronika, tekstil dan garmen. Membangun sinergi antara kebijakan serta kekuatan industri dalam negeri dan industri berorientasi ekspor dapat dikatakan merupakan tantangan besar bagi kebijakan industri di Indonesia.

 

 

Kata Kunci : hilirisasi mineral, industrialisasi, Industri 4.0, keunggulan kompetitif, substitusi impor

EDISI

Industrialisasi: Kemerosotan atau Kebangkitan? | 41 | 2022-07-25

BAGIKAN


Beli Prisma Cetak

Dapatkan prisma edisi cetak sekarang dengan klik dibawah ini

Webstore

Berlangganan Newsletter