Politik telah semakin kehilangan maknanya sebagai upaya transformasi ke arah masyarakat yang berkeadilan. Banalitas ini muncul dalam bentuk transaksi politik jangka pendek tanpa visi serta debat publik yang tidak ideologis. Adalah tugas historis kalangan intelektual untuk terus-menerus melakukan kritik kebudayaan terhadap kondisi politik seperti itu. Upaya demikian dapat dilakukan melalui radikalisasi pengertian konsep politik dalam kerangka kerja kebudayaan. Ini merupakan langkah awal membuka ruang percakapan emansipatoris sebagai prasyarat kebudayaan yang memungkinkan kemasukakalan transformasi sosial yang adil dan bebas dari dominasi.
Kata Kunci : None