Pengaruh Hindu-Budda di Priangan tidak sepekat di wilayah Jawa bagian tengah dan timur. Pada abad ke-16, Islam masuk ke Priangan yang kemudian dipakai sebagai “wahana” untuk melepaskan diri dari Islam sinkretis yang berpengaruh kuat di Jawa Tengah dan Timur. Islam puritan di Priangan menguat lewat gerakan untuk mendirikan negara Islam yang didukung oleh para pemilik dan penguasa tanah perdesaan di Priangan. Pada Pemilu 1955, peraih suara besar di Priangan adalah partai-partai Islam puritan. Namun, selama pemilu Orde Baru, suara sebagian besar masyarakat Priangan beralih ke partai-partai nasionalis. Selain untuk “menghindari” tindak represi beralihnya dukungan tersebut, juga karena rezim Orde Baru banyak memberi kemudahan ekonomi untuk kelas menengah dan partai-partai politik. Sikap pragmatisme tersebut menguat pada era Reformasi.
Kata Kunci : intoleransi, Islam puritan, otoritarianisme, pragmatisme, Priangan