Reformasi politik di Indonesia berhasil membangun institusi-institusi dasar demokrasi. Pemilihan umum berjalan secara regular, partai dan parlemen relatif berkembang dan berfungsi, serta desentralisasi bisa berjalan tanpa gejolak berarti. Di sisi lain, ada kecenderungan reformasi telah dibajak oleh elite politik. Permainan politik uang dan pemakaian kekerasan semakin menggejala. Massa-rakyat seakan mengabaikan sama sekali tipu daya dan intimidasi oleh elite untuk berkuasa. Bagaimana elite politik membentuk masa depan politik Indonesia? Selain mengkritisi pendekatan oligarki dan bossism, tulisan ini juga mempertanyakan mengapa massarakyat menjadi begitu jinak (docile), sementara usaha-usaha untuk mengorganisasinya selalu mengalami kegagalan?
Kata Kunci : None