Tulisan ini menelusuri kembali peristiwa kelam 30 September 1965 terhadap kekerasan (struktural) yang terjadi di seluruh Indonesia dan aras lokal, terutama Bali. Namun, tragedi 1965- 1966 sangat jarang bahkan “tabu” dibicarakan di tengah masyarakat Bali, karena dinilai akan mengganggu gemerlap pariwisata dan wajah Bali yang dikenal damai dan ramah terhadap wisatawan. Memang telah terbit beberapa literatur tentang kekerasan 1965-1966 di Bali, namun penyebarluasannya sangat terbatas. Melalui film dokumenter Kawan Tiba Senja: Bali Seputar 65 dan Awan Hitam di Langit Bali yang banyak memberi ruang bagi korban atau penyintas1 peristiwa 1965-1966 di Bali diharapkan dapat menyembuhkan luka lama dan menemukan jalan rekonsiliasi. Bagaimanapun juga, ingatan kolektif mereka, baik penyintas maupun pelaku, menjadi bagian dalam historiografi peristiwa 1965-1966.
Kata Kunci : Bali, film dokumenter, historiografi, ingatan, Peristiwa 1965-1966