Heboh seputar kalangan homoseksual bukanlah hal baru. Pada zaman penjajahan Belanda, saat pergantian tahun 1938-1939, kalangan homoseksual menjadi sasaran perburuan besar-besaran. Walaupun otoritas kolonial Hindia-Belanda menyatakan ingin melakukan bersih-bersih moral besar-besaran, ditemukan pelbagai motif dan kepentingan politik di balik yang disebut zedenschandaal atau skandal susila itu. Metode yang digunakan polisi untuk menyidik mereka yang dituduh terlibat tindak homoseksual juga sangat mirip dengan metode yang diterapkan pada dekade sebelumnya ketika otoritas kolonial menggebuk kalangan komunis di Jawa dan Sumatra yang melakukan pemberontakan pada 1926 dan 1927. Alhasil, di balik kalangan homoseksual yang dikorbankan, para pejabat kehakiman bahkan gubernur jenderal sendiri diuntungkan oleh skandal susila itu.
Kata Kunci : gubernur jenderal, Hindia-Belanda, homoseksualitas, komunisme, skandal susila