Martin van Bruinessen lahir di Schoonhoven, Utrecht, Belanda, 10 Juli 1946. Antropolog mantan guru matematika dan fisika ini adalah penulis yang sangat produktif. Dia banyak menerbitkan sejumlah tulisan terkait dengan Islam dan penyebaran Islam di Indonesia. Penelitian lapangan mengenai orangorang Kurdi di Kurdistan (wilayah yang terbentang mulai dari Suriah, Turki, Irak, hingga Iran) selama dua tahun (1974-1976) yang dilengkapi dengan riset arsip menjadi tesis PhDnya di Utrecht University (1978), Negeri Belanda, berjudul “Agha, Shaikh and State: On the Social and Political Organization of Kurdistan”. Dia pernah bekerja dalam sebuah proyek pengembangan perdesaaan di Afganistan dan mendapat beasiswa dari Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) pada 1981 untuk meneliti Islam di Indonesia. Sejak 1982 dia mengajar berbagai aspek Islam Indonesia termasuk menjadi dosen tamu di Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1991-1993), meneliti daerah kumuh di Kota Bandung (1983-1984), dan menjadi konsultan metode penelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI, 1986-1990). Guru Besar Studi Kurdi dan Turki di Utrecht University (sejak 1994) dan Profesor Studi Kurdi di Freie Universität, Berlin (1996- 1997), ini sempat mengajar di Institut National des Langues et Civilisations Orientales (INALCO), Paris. Pendiri International Institute of the Study of Islam in Modern World (ISIM, 1998) ini tidak hanya menjadi peneliti masalah Islam, tetapi juga banyak bergumul dengan dunia tarekat Naqsabandiyah, Khalwatiyah, Syattariyah, Syadziliyah, Qadiriyah, Maulawiyah, Bektasyiyah, Idrisiyah, Tijaniyah, Ahmadiyah, Rifa’iyah, dan lain-lain, yang berkembang subur di Indonesia.