Eka Handriana, lahir di Karanganyar tahun 1981. Menyelesaikan studi S-1 (2004) Sosial Ekonomi Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Aktivitas di lembaga pers mahasiswa mendorongnya untuk aktif menulis pelbagai persoalan ketimpangan kepemilikan lahan, salah satu di antaranya tertuang dalam skripsi S-1 tentang “Analisis Usaha Tani Peserta Program Perhutanan Sosial Perhutani di Donomulyo, Malang Selatan.” Pernah bekerja sebagai reporter tetap di surat kabar lokal Harian Jateng Pos (Jawa Pos Group, 2009-2011) dan Harian Suara Merdeka (Suara Merdeka Group, 2011-2016), juga menjadi kontributor untuk Rappler Indonesia dan Panajournal. Eka banyak berkontribusi tulisan dalam beberapa buku, di antaranya Tumbuh di Era Digital (2016), Menoreh Jejak di Jalan Terjal: Menyoal Perburuhan dan Serikat Pekerja (2016), dan bagian tulisan berjudul “Para Petani yang Terbuang dari Tanah Moyang” dalam Menjaga Pangan Merawat Masa Depan (2017). Sejak Mei 2020 penulis berkegiatan di Serikat Tani Kota Semarang (STKS) yang aktivitas fisiknya berhenti setidaknya pada Desember 2020, namun produksi pengetahuan di dalam perserikatan ini tetap berlanjut.