test

Linda Christanty

Linda Christanty lahir di Pulau Bangka, 18 Maret 1970, dan menjalani masa kecil hingga remaja di pulau ini. Setelah menamatkan sekolah menengah atas di Bandung, melanjutkan ke perguruan tinggi di Jakarta. Banyak menulis tentang sejarah, lingkungan hidup, bahasa, sastra, politik, gender, masyarakat adat, dan sengketa perbatasan atau agraria. Buku-bukunya, antara lain Kuda Terbang Maria Pinto (2004), Seekor Burung Kecil Biru di Naha: Konflik, Tragedi, Rekonsiliasi (2015), dan Hikayat Kebo: Sehimpun Laporan tentang Orang-orang Pinggiran (2019). Beberapa tulisan dan bukunya diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Schreib ja nicht, dass wir Terroristen sind! (2015) adalah buku esainya yang diterbitkan di Jerman, sedangkan kumpulan cerpennya Sua Sib Jed Tua Khong Luta (2013) terbit di Thailand. Karya-karyanya meraih penghargaan sastra, seperti Khatulistiwa Literary Award/Kusala Sastra Khatulistiwa untuk kategori Buku Fiksi Terbaik (Kuda Terbang Maria Pinto, 2004 dan Rahasia Selma, 2010) dan Penghargaan Prosa dari Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Dari Jawa Menuju Atjeh, 2010 dan Seekor Anjing Mati di Bala Murghab, 2013). Menerima SEA Write Award dari Kerajaan Thailand (2013). Bersama jurnalis dan penyair Suriah Linda Abdel Baki, dianugerahi Penghargaan Ishtar untuk kategori Perempuan Kreatif 2021 oleh International Organization of Creativity for Peace. Anggota tim penulis Laporan Akhir Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Aceh (2020-2021) ini kerap diundang sebagai pembicara dalam pelbagai festival sastra, seperti Melbourne Writers Festival (Australia, 2005); MAN Hong Kong International Literary Festival (Hon Kong, 2008); George Town Literary Festival (Malysia, 2012); Winternachten (Maroko, 2009); Northeast Writers' Forum (Guwahati, India, 2010); Writers Unlimited (Den Haag, 2014); Berleburger Literaturpflaster (Jerman, 2015); dan Singapore Writers Festival (Singapura, 2019). Selain menulis, aktif menerjemahkan dan menyunting sejumlah buku. Saat ini, menulis untuk media daring Kumparanplus dan kolumnis surat kabar Kompas.