Pradipto Niwandhono dilahirkan di Yogyakarta, 6 Maret 1981. Sejak 2008 menjadi staf pengajar di Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Surabaya. Meraih gelar Sarjana (2004) dan Magister (2007) di Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak menyelesaikan tesis Master yang kemudian dibukukan dengan judul Yang Ter(di)lupakan: Kaum Indo dan Benih Nasionalisme Indonesia (Djaman Baroe, 2011), mulai memfokuskan minat akademik pada sejarah intelektual terutama yang berkait pemikiran politik serta budaya politik di Indonesia. Sejak Juli 2017 hingga awal 2022 mengambil program doktor (PhD) di Departemen Kajian Indonesia, University of Sydney, Australia dengan disertasi berjudul “The Making of Modern Indonesian Intellectual: The Indonesian Socialist Party and Democratic Socialist Ideas, from 1930s to mid-1970s.” Menulis dan memublikasikan beberapa artikel ilmiah, antara lain, “Gerakan Teosofi dan Pengaruhnya Terhadap Kaum Priyayi Nasionalis Jawa 1912-1926” (Lembaran Sejarah, Vol. 11, No. 1, April 2014) dan “Palu Arit di Kota Pahlawan: Peran Politik Golongan Komunis di Surabaya Masa Demokrasi Terpimpin 1957-1966” (Mozaik, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2014). Juga esai berjudul “Raffles, Orientalisme Kolonial dan Penemuan Kembali Jawa”, dalam bunga rampai tulisan Raffles dan Kita: Peringatan 200 Tahun History of Java yang disunting oleh Catrini Kubontubuh dan Eka Budianta (Badan Pelestari Pustaka Indonesia, 2017). Di samping aktivitas akademik, juga aktif sebagai penulis lepas, baik di surat kabar maupun media sosial daring.