Dianto Bachriadi sejak mahasiswa (1980-1990-an) aktif dalam berbagai pengorganisasian gerakan sosial dan advokasi kasus-kasus penggusuran kaum tani di Indonesia. Pada 1994-1995, pria kelahiran Lahat, September 1965 ini, bersama sejumlah aktivis dan organisasi nonpemerintah di Indonesia membentuk Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dan sempat memimpin organisasi ini pada enam tahun awal pembentukannya. Pada 1996, bersama sejumlah aktivis petani dan pro-reforma agraria dari berbagai belahan dunia mematangkan pembentukan La Via Campesina–organisasi petani internasional. Pada 2003, mendirikan PERGERAKAN–People-centered Advocacy Institute, yang kemudian bermutasi menjadi Konfederasi Perserikatan Rakyat Indonesia (KPRI). Dua tahun kemudian (2005), bersama sejumlah peneliti muda berinisiatif mendorong pembentukan Agrarian Resource Center (ARC) sebagai lembaga penelitian agraria independen. Sejak 2017 menjadi Ketua Perkumpulan ARC. Menamatkan S-1 (1991) di Jurusan Antropologi, Fisipol Universitas Padjadjaran, Bandung dan program Magister (1996) serta Doktoral (2010) di School of Political and International Studies (SPIS), Flinders University, Australia. Peneliti di Research Institute for Humanity and Nature (RIHN), Jepang, ini pernah menjadi Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI, periode 2012-2017. Fokus perhatian pada isu HAM dan genosida membawanya terlibat dalam Asian People’s Land Rights Tribunal (2014) dan International People’s Tribunal on Crimes Against Humanity in Indonesia 1965, yang mendorongnya untuk ikut membentuk Perhimpunan IPT-1965 Indonesia.