Aufklärung Penelitian Humor di Indonesia

BAGIKAN



Pada 2016, untuk menjawab pertanyaan bagaimana geliat penelitian humor di Indonesia, Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3) bekerja sama dengan indorelawan.org menyusun sebuah katalog penelitian humor di Indonesia. Didapatkan 667 judul dari 51 perguruan tinggi di Indonesia periode tahun 1967- 2016 dan terhadap penelitian tersebut dilakukan analisis tren dan modeling prospektif linear. Hasilnya, diperkirakan akan terjadi puncak penelitian humor di Indonesia pada dekade 2021-2030, tatkala sebagian besar pekerjaan manusia akan digantikan oleh artificial intelligence (AI) lewat revolusi industri 4.0.

Kata Kunci: artificial intelligence, globalisasi, humor, IHIK, revolusi industri


Sebelas Maret, Universitas Kristen Petra, Uni- versitas Hasanudin, Universitas Airlangga, Universitas Mercu Buana, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogya- karta, Universitas Negeri Yogyakarta, Univer- sitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Universitas Sumatera Utara, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Andalas, Universitas Islam Indonesia, Universitas Katolik Atma Jaya, Universitas Tadulako, Universitas Komputer Indonesia, Universitas Esa Unggul, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Bina Nusantara, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Patimura, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Universitas Pendidikan Indo- nesia, Universitas Jenderal Soedirman, Uni- versitas Katolik Widya Mandala, Universitas Narotama, Institut Sains dan Teknologi Akprind, Universitas Islam Bandung, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Amikom Jogjakarta, Universitas Negeri Medan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Surabaya, Sekolah Tinggi Komputer Pertama Indonesia Jakarta, Universitas Pendidikan Ghanesha, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, Universitas Sanatha Dharma, Universitas Negri Padang, Universitas Kristen Maranatha, Univer- sitas Moestopo Beragama, Universitas Al Azhar Indonesia.


Hasil dari penelitian tersebut, lima univer- sitas dengan jumlah penelitian terbanyak adalah Universitas Kristen Petra dengan 109 judul, kemudian Universitas Indonesia dengan 84 judul, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Kristen Maranatha masing-masing 38 judul, dan Universitas Ahmad Dahlan dengan 35 judul. Hal itu menunjukan bahwa tidak ada perbedaan antara perguruan tinggi negeri dan swasta dalam soal ketertarikan terhadap humor. Topik dalam penelitian humor di Indonesia juga beraneka, sama beragamnya dengan topik penelitian humor yang berkembang di dunia saat ini, meski dari segi jumlah belum terlalu banyak. Namun, itu menunjukkan keterbukaan Indonesia ter- hadap dunia luar/globalisasi telah merasuk dalam topik penelitian humor. Penelitian diper- oleh dalam bentuk tugas akhir D-3 sampai S-3 serta jurnal dan karya ilmiah. Dari segi “disiplin ilmu”, terdapat 316 judul penelitian dalam ilmu budaya, 151 judul dalam komunikasi, 73 judul dalam psikologi, 30 judul dalam ekonomi dan bisnis, 27 judul dalam desain, 23 judul dalam pendidikan, 21 judul dalam kesehatan, 15 judul dalam sosial politik, serta 4 judul dalam kajian filsafat.


Dari segi tren jumlah penelitian humor di Indonesia, saya membaginya berdasarkan masa gelap (Dark Age) dan masa pencerahan (Aufklärung). Masa gelap penelitian humor di Indonesia berlangsung dalam empat dasawarsa, selama 1960–2000, penelitian humor tertua yang kami temukan adalah dari tahun 1967 dan ini merupakan satu-satunya penelitian dalam periode 1960-1970. Dalam masa gelap, rata-rata penelitian tentang humor setiap tahun tidak lebih dari 10 buah. Masa pencerahan atau Aufklärung adalah masa yang berlangsung sejak dua dekade terakhir dengan rata-rata jumlah penelitian tentang humor meningkat setiap tahun jauh di atas 10 penelitian. Bagi yang suka dan tertarik soal-soal politik, bisa saja menga- nalisis itu sebagai hasil dari Reformasi 1998 dan era keterbukaan media yang menjadi pemantik dalam munculnya “masa pencerahan” ini. Na- mun, saya sendiri melihat peran globalisasi, urbanisasi, serta era teknologi informasi sebagai “pihak-pihak” yang bertanggung jawab dalam Aufklärung penelitian tentang humor di Indonesia.


Setelah melakukan analisis tren terhadap jumlah penelitian tentang humor, ditemukan bahwa penelitian itu berlipat ganda (dua kali lipat) setiap 5 tahun atau 4 kali lipat setiap satu dekade. Dalam perspektif itu, dekade 2010- 2020 akan ditandai dengan kenaikan jumlah penelitian tentang humor hingga menembus angka 1.000 buah. Bukan hanya itu, saya mem- prediksi pada dasawarsa 2010-2030, saat Indo- nesia sedang berada dalam puncak “bonus demografi” dan pengaruh revolusi industri 4.0, akan terjadi Renaisance penelitian tentang humor. Dalam masa kejayaan itu, jumlah penelitian humor diprediksi akan mencapai 4.000 buah, sedangkan topik penelitian humor akan mengalami peningkatan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi bisnis, sosial politik serta desain. Topik humor menyangkut soal komuni- kasi dan psikologi akan tetap tinggi, sedangkan topik kebudayaan akan menurun serta topik filsafat akan tetap rendah. Pada periode itu, juga akan berkembang topik humor yang menyen- tuh soal kecerdasan buatan (Artificial Intel- ligence) sebagai usaha peneliti teknologi informasi dalam bidang emosi pada robot.


Globalisasi dan urbanisasi adalah sesuatu yang tak bisa dihindari oleh negeri seperti Indonesia. Bahkan, Badan Perencanaan Pemba- ngunan Nasional (Bappenas) memprediksi sebanyak 69 persen dari total jumlah penduduk Indonesia akan tinggal di kawasan perkotaan pada 2025, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa memprediksi sekitar 70 persen penduduk dunia akan tinggal dan menetap di wilayah perkotaan pada 2030.3 Hasil penelitian IHIK pada 2017 menunjukkan bahwa warga kota membutuhkan humor sebagai salah satu strategi adaptasi terhadap stress, yang oleh sebagian warga Kota Bekasi dipaparkan dalam bentuk meme Planet Bekasi.4 Hal yang juga tak bisa dihindari adalah revolusi industri 4.0 seba- gai bagian dari globalisasi teknologi. Tak pelak, struktur pekerjaan dan pendidikan akan ber- ubah total mengikuti revolusi industri 4.0. Humor Studies akan berkembang sebagai salah satu yang saat ini belum bisa dilakukan oleh artificial intelligence (AI) yang memelopori revolusi industri 4.0.


Salah satu penelitian lain dari IHIK tahun 2017 mengungkapkan bagaimana budaya hu- mor juga mengalami pergeseran akibat transisi demografi yang terjadi di Indonesia. Pening- katan jumlah anak usia muda, yang biasa disebut “bonus demografi”, juga memiliki pengaruh signifikan terhadap preferensi humor yang dikonsumsi.5 Perubahan pada “pasar humor” tersebut akan menentukan banyak hal bukan hanya penelitian tentang humor saja, melainkan juga ekosistem yang mendukungnya. Dewasa ini, sejumlah buku teks humor mulai diterbitkan oleh penerbit terkemuka di bidang penelitian dunia, seperti misalnya penerbit Springer.6 Pada gilirannya, tekanan pasar yang membesar akan membuat humor dapat dengan mudah mema- suki dunia marketing bisnis dan politik; semua berlomba-lomba menarik perhatian kaum muda yang dewasa ini jumlahnya paling banyak. Menurut saya, beruntung anak muda sangat mencintai humor, hal yang menuntun humor masuk pada masa kejayaan.

Tulisan ini tentunya bukan ramalan seperti runtuhnya dunia digital tahun 2000 atau kiamat 2012 yang menebar ketakutan. Jadi, bagi kalian yang merasa tidak lucu (seperti saya) atau bagi yang sudah berusaha keras jungkir-balik agar terlihat lucu, tetapi malah terlihat garing (seperti saya juga), jangan takut. Prediksi saya, Humor Studies akan tumbuh berkembang dan memberi harapan bahwa literatur dan product knowledge humor lainnya akan mudah didapat (saya hanya mengatakan “lebih mudah dida- pat”, bukan lebih mudah dipelajari). Berita baik lainnya adalah Institut Humor Indonesia Kini akan selalu ada dan sejauh ini telah membuka sebuah perpustakaan yang merupakan satu satunya humor repository di Indonesia. Jadi, jika kalian generasi muda sedang galau, gelisah, khawatir dan mengalami gangguan lainnya karena humor, silakan datang ke kami. Salam Humor ihik-ihik-ihik!

 


 

EDISI

Humor yang Adil dan Beradab | 38 | 2019-01-01

BAGIKAN


Beli Prisma Cetak

Dapatkan prisma edisi cetak sekarang dengan klik dibawah ini

Webstore

Berlangganan Newsletter