Tulisan ini mengkaji dinamika kebudayaan pop di Indonesia pada awal abad ke-21, dan beberapa masalah dalam pendekatan tentang kajian budaya umumnya. Kajian ini diletakkan dalam konteks dua arus besar perubahan kemasyarakatan, yakni berakhirnya Perang Dingin dan semakin mantapnya industri kapitalisme dalam kehidupan sehari-hari. Ulasan ini diawali dengan mempertanyakan apa yang terjadi dalam dinamika kebudayaan mutakhir. Kemudian, mengapa perhatian kaum peneliti untuk budaya pop selama ini masih sangat langka. Pada bagian penutup dibahas tiga kasus yang menggambarkan dinamika dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam beberapa dekade ke depan: seniman dangdut Inul Daratista, film Ayat-ayat Cinta, dan demam sinetron dari Asia Timur.
Kata Kunci : None