Pembangunan kapitalistik di Jawa bagian tengah tidak hanya memunculkan berbagai krisis sosial-ekologis seperti banjir hingga kekeringan, namun sekaligus memperparah dampaknya. Tanggapan terhadap krisis tersebut berbeda antarkelompok masyarakat. Kelompok agen pembangunan kapitalis seperti pengembang perumahan dan kawasan industri, pemilik hotel, hingga pengusaha konstruksi mengapitalisasi krisis untuk mengekspansi modal. Sementara itu, kelompok warga-kebanyakan yang lebih banyak menanggung kerusakan, justru bergerak mengatasi krisis, melawan ketidakadilan, serta mempertahankan ruang hidup dengan cara merawatnya.
Lantas di mana (peran) negara? Selain memaparkan gerak perawatan yang dilakukan warga di Jawa bagian tengah, seperti mengatur pasokan air desa, menanggulangi banjir, menggeladak lantai rumah, hingga memprotes pemerintah, artikel ini memosisikan gerak perawatan itu di luar sirkuit modal serta melihatnya sebagai gerak yang melampaui negara dengan model pembangunan kapitalistiknya. Sebagai penutup, artikel ini menawarkan model pembangunan yang merawat sebagai peluang untuk mendaku kembali (reclaiming) hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya warga yang telah dirampas.
Kata Kunci : pembangunan kapitalistik, perawatan, redistribusi, rekognisi, resiliensi
EDISI
Kerentanan dan Keadilan | 43 | 2024-12-03
BAGIKAN
Beli Prisma Cetak
Dapatkan prisma edisi cetak sekarang dengan klik dibawah ini