Tulisan ini berawal dari asumsi populer bahwa Orde Baru menabukan segala hal yang berkaitan dengan ketionghoaan. Hal tersebut terkait dengan istilah “Masalah Cina”, ketika Tionghoa dianggap sebagai “masalah”, sehingga aktivitasnya perlu diawasi negara. Dengan latar belakang demikian, bagaimanakah Tionghoa direpresentasikan dalam memori kolektif dan historiografi? Membantah anggapan negatif bahwa mereka absen dalam perjuangan kemerdekaan, tulisan ini meneliti kenang- kenangan pejuang kemerdekaan, sejarah kesatuan-kesatuan angkatan bersenjata, serta buku sejarah resmi di tingkat lokal maupun Sejarah Nasional Indonesia. Akhirnya, disimpulkan bahwa Tionghoa diingat dalam memori kolektif, termasuk sisi positifnya. Namun, pada saat yang sama, peran politik mereka dihapuskan dalam narasi sejarah resmi.
Kata Kunci : historiografi Indonesia, masalah Cina, memori kolektif, Orde Baru, Tionghoa