Harry Wibowo
Bagi manusia, 50 tahun usia yang matang. Bagi pernikahan, setengah abad patut dirayakan, the golden anniversary, “kawin emas.” Sebuah pergulatan hidup untuk menyelami rumah tangga, membangun keluarga batih, dengan kemungkinan gagal berantakan. Tentu analogi usia manusia atau pun usia pernikahan untuk tumbuh, berkembang, menjadi dewasa dan matang tidaklah sepenuhnya tepat bagi sebuah penerbitan berbasis pengetahuan dan akuntabilitas ilmiah, seperti Prisma.
Terbit pada masa awal regimentasi Orde Baru, Prisma tumbuh menjadi sebuah “majalah” pemikir an sosial ekonomi yang lekat sebagai ba...
Prisma semula didirikan dan diterbitkan untuk menyambut berbagai kemungkinan yang sempat diharapkan terbuka bagi masa depan Indonesia di tahun-tahun awal Orde Baru. Harapan tersebut praktis kandas dengan semakin bercokolnya sistem otoritarianisme Orde Baru yang korup dan represif, terutama terhadap kekuatan-kekuatan masyarakat yang inde- penden. Akan tetapi, Prisma be...
Sebagai sebuah manifesto non-komunis (bahkan anti-komunis dalam konteks Perang Dingin), karya WW Rostow tentang tahap-tahap pertumbuhan ekonomi (1960) menjadi doktrin pem- bangunan yang diyakini mampu membawa negara-negara bekas jajahan, seperti Indonesia, menempuh jalan modernisasi menuju masyarakat adil dan makmur. Namun, modernisasi dalam sistem kapitalisme tersebu...
Melalui telaaah terhadap berbagai artikel Prisma, tulisan ini berupaya membongkar bagaimana pengetahuan ilmu-ilmu sosial di Indonesia mencerminkan tautan antara kepen- tingan, politik, dan kekuasaan. Ia merupakan manifestasi kontradiksi dan konvergensi di antara struktur kekuasaan yang bekerja, baik dalam konteks global yang merawat tatanan ekonomi-politik kapitalisme...
Artikel ini memandang urbanisasi (berbagai proses terciptanya kota melalui rekonfigurasi sosial-ekologis) sebagai sebuah sistem, dan menjadikan tulisan-tulisan tentang atau ter- kait-dengannya di Prisma sebagai interlocutor (teman bercakap-cakap). Kami mengguna- kan “metode dialektis” untuk mengembangkan konsep dan kategori yang berbeda, dengan maksud merangsang perubahan dari dalam...
Intelektual, sebagai subjek sosial, adalah bagian atau setidaknya ikut bertanggung jawab atas problem ketimpangan sosial yang kita kritik dan ingin atasi. Untuk memahami posisi dan peran intelektual dalam kaitannya dengan kekuasaan, modal, dan budaya, tulisan ini meng- gunakan tesis Daniel Dhakidae serta Vedi Hadiz dan Daniel Dhakidae. Untuk merekam dan memahami hubun...